Jawa Timur, adajabar.com – Tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) kembali menemukan 13 jenazah tambahan korban runtuhnya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Penemuan ini menambah jumlah korban meninggal dunia yang berhasil dievakuasi sejak insiden tragis tersebut terjadi.
Operasi pencarian dan evakuasi berlangsung intensif sejak Sabtu malam (4/10/2025) hingga Minggu dini hari (5/10/2025). Proses ini melibatkan ratusan personel gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, serta relawan setempat yang terus bekerja tanpa henti di tengah puing-puing bangunan musala.
Proses Pencarian Gunakan Alat Berat dan Metode Manual
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, mengatakan bahwa operasi dilakukan dengan pendekatan gabungan antara penggunaan alat berat dan pencarian manual. Tim berupaya membuka akses reruntuhan secara hati-hati agar tidak menimbulkan risiko tambahan bagi korban maupun petugas.
“Sistem kerjanya sama, menggunakan alat berat untuk membuka akses, lalu tim SAR melaksanakan evakuasi jika terlihat tanda-tanda korban,” ungkap Nanang di lokasi kejadian, Minggu (5/10/2025).
Ia menambahkan, setiap temuan jenazah langsung dievakuasi ke posko identifikasi untuk dilakukan pendataan dan visum oleh tim DVI Polri, sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.
Proses Identifikasi dan Dukungan Keluarga
Hingga Minggu pagi, sebagian besar korban telah berhasil diidentifikasi. Suasana haru menyelimuti posko utama, di mana keluarga korban tampak menunggu kabar sambil didampingi oleh relawan dan petugas psikososial.
Pemerintah daerah Kabupaten Sidoarjo juga telah menyiapkan posko bantuan logistik dan medis, serta menegaskan komitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban.
Fokus pada Pencarian Korban yang Masih Hilang
Meski telah menemukan sejumlah besar korban, tim SAR masih terus melakukan pencarian menyusul dugaan bahwa masih ada santri yang tertimbun reruntuhan. Proses pencarian dijadwalkan berlanjut sepanjang hari dengan rotasi tim agar operasi berjalan efektif dan aman.
“Kami tidak akan menghentikan pencarian sampai seluruh korban ditemukan. Fokus utama kami adalah menyelamatkan dan mengevakuasi semua korban,” tegas Nanang.
Insiden ini menjadi perhatian publik karena musala tersebut digunakan santri untuk beribadah saat kejadian, diduga bangunan roboh akibat struktur rapuh dan hujan deras yang mengguyur wilayah Sidoarjo.
Pemerintah Daerah Lakukan Evaluasi Bangunan Ponpes
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pendidikan akan melakukan audit struktur bangunan seluruh pondok pesantren dan fasilitas ibadah, guna mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan.











