Cimahi, adajabar.com – Musim kemarau panjang tahun ini membuat sejumlah daerah di wilayah Kota Cimahi, Jawa Barat, kesulitan air bersih.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi mencatat, sebanyak 10.000 warga atau 2.000 kepala keluarga (KK) kini kesulitan untuk mendapatkan air bersih imbas kemarau panjang.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi, Fitriandy Kurniawan mengatakan, warga yang terdampak krisis air bersih itu tersebar di 15 kelurahan se-Kota Cimahi.
“Yang terdampak perkiraan 10.000 jiwa atau sekitar 2.000 KK yang paling parah. Kalau yang sumur bor, air muka tanahnya turun, kemudian sedikit kotorm kalau yang dari pipa mulai berkurang,” ucap Fitriandy, Rabu (20/9/2023).
Menurut Fitriandy, kondisi tersebut membuat warga terdampak harus mencari air bersih ke berbagai sumber untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mayoritas warga Kota Cimahi selama ini mengandalkan pasokan air bersih dari sumur bor dan perpipaan namun debitnya menyusut drastis.
Melihat kondisi tersebut, BPBD Kota Cimahi mulai mendistribusikan air bersih bagi warga yang mengalami krisis air bersih. Fitriandy menyebut, pendistribusian air bersih dilakukan menggunakan mobil tangki ke daerah terdampak.
“Jadi ada empat mobil tanki lebih dengan kapasitas 5.000 liter air yang akan kita kerahkan untuk bantuan air bersih,” ungkapnya.
Fitriandy mengatakan, pengiriman air bersih tersebut akan dilakukan setiap hari, yang disesuaikan dengan kebutuhan warga. BPBD Kota Cimahi sudah bekerjasama dengan stakeholder terkait untuk penggunaan truk tanki yang ada di Kota Cimahi.
Selain itu, pihaknya juga sudah menjalin kerja sama dengan pihak-pihak tertentu untuk memenuhi kebutuhan sumber air bersihnya. (dbs)