Polisi Selidiki Kasus Keracunan 114 Warga Kabupaten Purwakarta

Tim Puslabfor Bareskrim Mabes Polri saat melakukan olah TKP di dapur milik warga Kampung Cisaray, Jumat (19/5/2023). (ist)

Purwakarta, adajabar.com – 114 warga Kabupaten Purwakarta mengalami keracunan massal usai menyantap makanan pada acara resepsi pernikahan di Desa Sukajadi, Kecamatan Pondoksalam, Purwakarta pada Minggu (14/5/2023).

Penyebab keracunan kemudian diungkap Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purwakarta. Hasil uji laboratorium mengungkapkan hasil uji laboratorium pada sampel makanan dari para korban keracunan massal tersebut.

Hasilnya terdapat kandungan senyawa kimia jenis nitrit di dalam makanan yang di konsumsi oleh para korban. Sampel itu diambil baik dari sekitar lokasi kejadian maupun makanan yang dimuntahkan oleh korban.

“Dari data hasil lab, terhadap sampel makanan terutama di temukan pada sampel muntahan (makanan) pasien itu ditemukan senyawa kimia yang bersifat membahayakan atau mengandung bahan kimia berbahaya itu nitrit,” ujar Deni Darmawan Kadinkes Kabupaten Purwakarta, Jumat (19/05/2023).

Deni menjelaskan, kandungan nitrit ini menjadi pemicu ratusan warga keracunan massal. Pasalnya, kandungan senyawa kimia ini dapat mengganggu kesehatan lambung.

“Nah penyebab utama dari keracunan yang kemarin yang massal, jadi adanya senyawa nitrit pada sampel muntahan pasien yang menyebabkan gangguan dari gastrointestinal mulai dari lambung, diare, dehidrasi hingga pusing,” katanya.

Warga yang berasal dari dua kecamatan di Kabupaten Purwakarta. Mereka mulai mengalami gejala keracunan satu hari setelah menyantap makanan. Korban keracunan pun mulai datangi pos kesehatan, seperti puskesmas dan rumah sakit pada Selasa (16/5/2023).

Sementara itu, menurut Elis Maryati, kakak dari kedua mempelai yang gelar hajatan, ia membeli daging di pedagang daging yang ada di wilayah sekitar. Ia membeli sebanyak 30 kilogram daging sapi segar, bukan daging sapi beku.

“Kata ibu saya 30 kilo, harganya 120 ribu sekilonya. Belinya di tukang daging biasa, dia punya toko sayuran dan daging, sama punya sapi sendiri,” ujar Elis ditemui di lokasi hajatan, Jumat (19/5/2023).

Elis menjelaskan, selain daging sapi, di lokasi juga dimasak daging ayam sebanyak 40 kilogram. Semua daging saat datang ke rumahnya dalam kondisi segar.

“Harga segitu biasanya yang fresh, datang hari Sabtu jam 10 pagi, langsung di cuci langsung di masak,” katanya.

Masih kata Elis, ia bersama keluarga besar memakan makan yang ia sediakan untuk hajatan. Bahkan keluarga besan pun ikut memakan masakan itu.

Di hari yang sama, pada hari Minggu (14/5/2023) terdapat tiga lokasi yang menggelar hajatan serupa. Namun Elis tidak mengetahui pasti penyebab keracunan dari mana.

“Semuanya saya cicipi, nggak mual alhamdulillah semua nggak kenapa-kenapa, dari keluarga besan juga makan dan nggak ada yang keracunan. Daging habis usai hajatan, jadi nggak ada yang diolah lagi dan nggak ada yang dibagikan setelah hajat. Setahu saya di hari Minggu itu ada yang hajatan juga di lembur (kampung) situ sama di (daerah) Pilar, penyebab keracunan saya belum tahu pasti,” jelasnya.

Sementara itu, Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Mabes Polri menerjunkan tim untuk menyelidiki penyebab ratusan warga di Desa Sukajadi, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta yang alami keracunan usai menyantap makanan hajatan.

Kapolsek Pasawahan Polres Purwakarta, AKP Ali Murtadho mengatakan, pihak Puslabfor Bareskrim Polri memerlukan waktu untuk memeriksa isi kandungan dari beberapa sampel barang bukti yang diambil di Desa Sukajadi, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta, Jumat (19/5/2023).

“Belum bisa disampaikan secara langsung, karena memerlukan pemeriksaan di laboratorium,” katanya.

Ali mengatakan, sebelumnya pihak kepolisian juga telah mengambil sejumlah sampel makanan dari hajatan tersebut pada Selasa (16/5/2023). (dbs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *