Cianjur, adajabar.com – Dua gedung Sekolah Dasar (SD) yang rusak akibat gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, satu tahun yang lalu masih belum mendapat penanganan hingga saat ini. Keterlambatan penanganan tersebut disebabkan oleh lokasi kedua gedung sekolah yang terletak di zona merah patahan gempa.
Bupati Cianjur Herman Suherman menjelaskan, kedua bangunan sekolah yang belum tertangani pascagempa itu yakni SDN Cugenang dan SDN Girijaya.
Menurut Herman, upaya merehabilitasi dan merekonstruksi kedua bangunan sekolah tersebut tidak memungkinkan.
“Ada dua sekolah lagi yang sampai saat ini belum tertangani. Kedua bangunan sekolah berada di zona merah,” kata Herman, belum lama ini.
Hasil kajian BMKG, kata Herman, kalaupun harus dipaksakan pembangunan kembali sekolah di tempat semula, tentu membutuhkan konstruksi khusus. Namun Kementerian PU-Pera sebagai pelaksana menyatakan tidak sanggup.
“Karena tidak ada lahan untuk memindahkan sekolah ke tempat lebih aman, maka sampai sekarang belum tertangani,” ujarnya.
Namun, sekarang sudah tersedia lahan sebagai tempat relokasi kedua bangunan sekolah tersebut. Sesuai rencana, relokasi dilakukan tahun depan.
“Sekarang sudah ada tempat. Insyaallah pada 2024 akan kita relokasi. Anggaran pembangunannya melalui DAK (dana alokasi khusus),” jelasnya.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Ruhli Solehudin, menambahkan sesuai masukan Kementerian PU-Pera hanya ada dua sekolah di Kecamatan Cugenang yang tak bisa dibangun kembali di tempat semula. Kedua sekolah akan dibangun di tempat yang baru.
“SDN Girijaya dan SDN Cugenang sudah fiks akan dibangun tahun depan. Lahannya sudah ada, legalitasnya sudah ada, kemudian kami sudah ajukan,” kata Ruhli.
Bagi siswa SDN Girijaya, kata Ruhli, selama belum ada bangunan, mereka mengikuti proses pembelajaran di sekolah darurat. Sedangkan bagi siswa SDN Cugenang, proses pembelajaran sementara dilakukan di Gedung PGRI Kecamatan Cugenang sesuai hasil kesepakatan pihak desa dan pengurus PGRI.
“Memang siswa sempat belajar di tenda. Tapi sekarang mereka bisa lebih nyaman,” terang dia. (dbs)