adajabar.com – Mesir telah mengumumkan komitmennya untuk memberikan perawatan medis kepada warga Palestina yang mengalami luka-luka di Jalur Gaza melalui perbatasan di Rafah.
Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap jumlah korban luka yang terus meningkat di Jalur Gaza, sementara fasilitas kesehatan di wilayah tersebut mengalami kerusakan parah akibat serangan yang dilakukan oleh Israel.
Data terbaru mencatat bahwa lebih dari 8.500 orang telah kehilangan nyawa mereka dalam konflik ini, dengan 3.500 di antaranya adalah anak-anak yang tidak bersalah.
“Tim medis akan hadir besok (Rabu) di perlintasan untuk memeriksa orang-orang yang datang (dari Gaza). Segera setelah mereka tiba dan (kami) akan menentukan rumah sakit dan mengirim mereka ke sana,” kata seorang pejabat medis di Kota Mesir, El Arish kepada AFP, Selasa (31/10/2023).
Sumber keamanan di perlintasan Rafah mengonfirmasi informasi tersebut.
Kantor Berita Mesir Al-Qahera menyebut perlintasan Rafah adalah satu-satunya perlintasan keluar dari Gaza yang tidak dikendalikan oleh Israel. Perlintasan tersebut akan dibuka pada hari Rabu (1/11/2023) untuk menerima sejumlah warga Palestina yang terluka.
Pejabat medis menambahkan bahwa sebuah rumah sakit darurat di lapangan dengan luas 1.300 meter persegi akan dibangun untuk menerima warga Palestina yang terluka di Kota Sheikh Zuweid di utara Sinai, sekitar 15 kilometer dari Rafah.
Seorang fotografer AFP menyebut sejumlah ambulans berkumpul di sisi Mesir dari perlintasan tersebut.
Keputusan untuk membuka perlintasan tersebut diambil beberapa jam setelah serangan Israel terhadap kamp pengungsi terbesar di Gaza, di mana Kementerian Kesehatan menyatakan setidaknya 50 orang tewas.
Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan mengutuk keras serangan terhadap Kamp Jabalia dan memperingatkan tentang konsekuensi dari kelanjutan serangan sembarangan yang menargetkan warga sipil yang tak bersenjata. (dbs)