Kasan Basari Dorong Pemerintah dan Petani Koordinasi Dalam Mengatasi Krisis Pasokan Air

Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat H. Kasan Basari. (ist)

Indramayu, adajabar.com – Kekeringan telah menyebabkan pasokan air irigasi menurun sehingga menyulitkan petani selama mengelola tanaman padi. Bahkan, sejumlah lahan yang sudah siap untuk ditanami tidak kebagian air dan sengaja ditinggalkan oleh petani.

Indramayu yang selama ini menjadi salah satu lumbung padi terbesar, juga terancam kena dampak El Nino, sehingga ini bukan hanya merugikan petani saja. Tapi juga berdampak pada ketersediaan pangan.

Menanggapi masalah tersebut, Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat H. Kasan Basari, mendorong pihak pemerintah untuk segera bergerak cepat mengatasinya. Salah satunya dengan optimalisasi pasokan air yang ada untuk membantu pertumbuhan padi.

Kasan Basari juga mendorong pihak pemerintah untuk berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait, seperti Perum Jasa Tirta (PJT) II agar bisa menambah pasokan air irigasi. Selain itu, juga petani agar lebih hemat dalam menggunakan aliran air irigasi.

“Hal ini supaya kondisi debit air yang sedikit itu bisa mencukupi. Yang penting tanaman padi tidak ada yang mengalami puso,” ujar Kasan Basari, saat di wawancarai, Kamis (12/10/2023) .

Dinas terkait diharapkan dapat mengawal pembagian air secara giliran, sehingga bisa mengalir rata di lahan milik para petani. Oleh karena itu, Kasan Basari juga meminta agar petani bisa memahami dan taat terhadap jadwal giliran air yang telah ditentukan oleh PJT II.

Menipisnya debit air dari Bendungan Rentang, akibat iklim El Nino, dan juga sedimentasi yang sudah tinggi. Sehingga untuk jangka kedepannya dalam menjaga stabilitas kebutuhan air, perlu dilakukan perbaikan irigasi.

“Meskipun ini disebabkan oleh kondisi iklim yang mengakibatkan terjadinya kekeringan, namun keadaan pasokan air untuk pertanian harus tetap terjaga. Sehingga petani bisa melakukan kegiatan tanam dan panen. Saya berharap pemerintah melakukan upaya semaksimal mungkin,” tandasnya.

Untuk kelancaran saluran irigasi, terutama dimusim kemarau yang debit airnya sangat minim, Kasan Basari berharap agar semua stakeholder dan masyarakat bergerak untuk membantu merawat irigasi, dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Begitu juga dengan pemerintah setempat agar terus berkontribusi semaksimal mungkin untuk menyelamatkan lahan para petani dari kekeringan.

“Sehingga dengan adanya koordinasi yang aik antara pemerintah, PJT II dan BBWS, keadaan darurat bisa teratasi dalam upaya mencukupi kebutuhan air lahan pertanian,” ujarnya. “Masyarakat juga harus bisa memahami situasi darurat ini, sehingga sama-sama disiplin untuk mengikuti penjadwalan aliran air,” pungkasnya. (adikarya/aj)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *