Sukabumi, adajabar.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi, menyebutkan kualitas baku mutu air sungai saat ini cukup memprihatinkan. Bagaimana tidak, dari sempel air yang diambil di 16 sungai hanya hanya satu tidak tercemar bakteri coliform.
Fungsional Pengendalian Dampak Lingkungan DLH Kota Sukabumi, Yuyu Furyuanti mengatakan, DLH sejauh ini telah mengambil sampel air sungai di 29 titik dari 16 sungai yang ada di wilayah kota sampai perbatasan dengan kabupaten.
Alhasil, dari sample air yang telah di cek di Laboratorium, hanya satu titik baku mutu airnya terpenuhi.
“Hanya air sungai Cisaray di Kelurahan Subang Jaya yang memenuhi baku mutu, sisanya memang mengkhawatirkan karena sudah tercemar bakteri coliform,” kata Yuyu kepada wartawan, Kamis (27/3/2023).
Adapun, lanjut Yuyu, aliran sungai yang terbilang parah dengan nilai pencemaran 6,88 facial coli yakni, di Kelurahan Cipanengah, Kecamatan Lembursitu. “bakteri coliform ini bersumber dari kotoran manusia dan hewan yang dibuang ke sungai,” paparnya.
Yuyu menerangkan, bakteri coliform ini tidak baik terhadap kesehatan manusia sehingga dapat berdampak terhadap penyakit kulit.
“Kalau air sudah tercemar bisa berdampak terhadap penyakit kulit seperti gatal-gatal. Meski begitu, bisa dikatakan kualitas baku mutu air di Kota Sukabumi masih tercemar ringan,” terangnya.
Menurutnya, wilayah Kota Sukabumi tidak memiliki sumber mata air. Pasalnya, aliran 16 sungai bersumber dari wilayah Kabupaten Sukabumi. DLH akan terus melakukan evaluasi dampak sungai yang tercemar, bahkan akan terus melakukan sosialisasi agar masyarakat tidak membuang kotoran maupun sampah sembarangan. Termasuk para pelaku usaha, agar mengolah limbah industrinya dan tidak dibuang ke sungai.
“Melalui Proklim (Program Kampung Iklim) yang setiap tahun berjalan, kami akan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah, dan sampah maupun kotoran tidak dibuang ke sungai,” cetusnya.
Selain itu, sambung Yuyu, DLH juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat. “Khususnya masyarakat didorong untuk membuat septi tank komunal, agar tidak ada lagi yang membuang kotoran ke sungai,” pungkasnya. (grh)