Bandung, adajabar.com – Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menyerahkan 358 antropometri kit.
Antropometri Kit merupakan suatu paket alat yang berfungsi untuk menilai ukuran, proporsi, dan komposisi tubuh manusia.
Antropometri Kit juga merupakan alat penting dalam mendeteksi stunting pada anak. Untuk mendeteksi stunting, alat ini harus berstandar Kemenkes (Kementerian Kesehatan) dan mengacu pada Permenkes (Peraturan Menteri Kesehatan) No. 2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.
“Terima kasih kepada Dinas Kesehatan telah memberikan fasilitas alat ukur untuk posyandu. Hal ini sebagai upaya keseragaman alat ukur disemua posyandu,” kata Ketua TP PKK Kota Bandung, Yunimar Mulyana pada acara Penyerahan Alat Posyandu Antropometrik Kit di Gedung PKK Kota Bandung, Jumat 27 Januari 2023.
Yunimar menyampaikan, tahap pertama diberikan kepada 358 posyandu yang masuk dalam anggaran tahun 2022. Sementara tahun 2023, akan diberikan sebanyak 300 alat ukur tersebut.
“Saat ini ada 358 Posyandu penerima pertama diberikan alat ukur,” katanya.
Ia menambahkan, jumlah posyandu di Kota Bandung sebanyak 1.900 posyandu yang nantinya akan terfasilitasi semua oleh antropometri kit.
Sebagai upaya juga, atas arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menyampaikan untuk penurunan angka stunting. Sehingga tiap daerah bisa mengajukan kebutuhan kepada pemerintah pusat.
“Sisanya 1.700 itu kita mengajukan DAU (Dana Alokasi Khusus) untuk dibagikan kepada seluruh Posyandu. Jadi semua seragam tidak ada kesalahan akibatnya salah ukur,” bebernya.
Terkait stunting, Yunimar menyampaikan, di Kota Bandung terjadi penurunan dari awalnya 26,4 persen, kini menurun menjadi 19,4 persen.
“Penurunan stunting cukup besar, dari 26,4 persen menjadi 19,4 persen. Terimakasih atas kolaborasinya, kita ingin mengurangi stunting seusai Intruksi Presiden menjadi 14 persen,” katanya.
Di tempat yang sama, Subkoordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan, Dewi Primasari mengatakan, Dinas Kesehatan terus berupaya memenuhi kebutan posyandu, kali ini dalam penyediaan antroprometrik kit.
“Kita penuhi itu secara bertahap. Diprioritaskan untuk daerah posyandu yang menjadi lokus stunting,” bebernya.
Untuk anggaran, 1 paket alat ukur terdiri dari 5 macam alat ukur dengan merogoh kocek Rp7,6 juta.
“Satu setnya senilai Rp7,6 juta. Jadi kalau 358 unit sekitar Rp2,6 miliar. Kalau tahun ini (2023) Rp 2,2 miliar,” bebernya.
Ia menambahkan, untuk menyeragamkan semua terpenuhi alat ukur, maka Dinkes mengajukan DAU kepada pemerintah pusat agar 1.700 posyandu di Kota Bandung memiliki alat ukur yang sama.
“Mengajukan DAU ke Kemenkes kita ajukan Rp 13 miliar untuk 1.700 alat,” katanya.
Sedangkan Ketua Posyandu Bougenvile, Kelurahan Margasari Kecamatan Buah Batu, Risniawati berterima kasih atas bantuan yang diberikan kepada pihaknya.
Alat tersebut akan ia manfaatkan bagi bayi juga balita agar pengukuran lebih baik, juga terindentifikasi stunting.
“Terima kasih Pemkot Bandung, kita akan manfaatkan alat ini sebaik mungkin,” katanya.
Perlu diketahui, standar Antropometri Kit untuk mendeteksi stunting pada anak digunakan sebagai rujukan bagi petugas kesehatan untuk mengidentifikasi anak-anak yang berisiko gagal tumbuh tanpa menunggu sampai anak menderita masalah gizi.
Adapun 4 alat yang wajib ada dalam Antropometri Kit berstandar Kemenkes adalah :
- Stadiometer (Alat ukur Tingi Badan)
- Infantometer (Alat ukur Panjang Badan)
- Alat ukur lingkar kepala atau LiLA (Alat ukur Indeks Massa Tubuh)
- Timbangan Digital (Alat ukur Berat Badan).
(hms)