Bandung, adajabar.com – Sekelompok monyet liar terlihat berkeliling di sekitar Jl Supratman-Ahmad Yani, Kota Bandung. Mereka terlihat menjelajahi atap ruko dan rumah-rumah warga.
Kawanan monyet yang diperkirakan berusia dewasa itu berjumlah enam ekor. Mereka berkumpul di atap sebuah bengkel sekitar pukul 13.44 WIB, hingga pukul 15.00 WIB kawanan itu masih terlihat.
Satu monyet yang ukurannya lebih besar dari yang lainnya, diperkirakan merupakan pemimpin kawanan tersebut yang langkahnya diikuti oleh monyet yang lainnya. Terlihat juga satu monyet lainnya, tengah asyik menyantap makanan di tangan kirinya.
Hewan dengan nama latin Macaca fascicularis itu kemudian menyusuri atap, bergerak ke arah rumah-rumah warga di Cikaso Utara. Sebelumnya, satwa itu sempat terekam di wilayah Dago dan menjadi viral di media sosial.
Belum diketahui pasti dari mana kawanan monyet tersebut muncul. Ada dugaan, monyet liar itu berasal dari kawasan Tahura Djuanda. Sebab jarak dari Tahura ke wilayah permukiman Kota Bandung tidak terlalu jauh.
Pengendali Ekosistem Hutan Tahura Djuanda, Dicky mengatakan kemungkinan kawanan monyet ekor panjang yang masuk ke permukiman warga bisa saja berasal dari kawasan Tahura. Namun dia belum bisa memastikan hal tersebut.
“Kita nggak bisa memastikan ya, tapi kalau kemungkinan bisa jadi. Saya belum lihat videonya,” ucap Dicky saat dikonfirmasi, Kamis (29/2/2024).
Dicky menjelaskan dari kebiasaannya, monyet ekor panjang hidup secara berkelompok dengan jumlah 20-30 ekor. Biasanya, dalam kelompok itu ada beberapa ekor pejantan yang terusir dari kelompoknya.
“Apabila dia terusir bisa jadi, tapi tidak lebih dari 5 ekor, biasanya 1-2 ekor itu pejantan yang diusir dari kelompoknya atau biasanya dia bikin kelompok sendiri dan mencari area baru itu bisa jadi juga,” ujarnya.
Di Tahura sendiri, menurutnya ada sekitar 275 monyet ekor panjang yang teramati. Habitat monyet ekor panjang kata dia juga ada di kawasan Parongpong, Bandung Barat.
Karena itu, dia menyebut kemungkinan monyet dari Tahura turun ke permukiman warga bisa saja terjadi. Selain itu, ada juga kemungkinan monyet liar tersebut berasal dari peliharaan warga yang terlepas atau sengaja dilepas.
“Kalau empat ekor bisa jadi dari kita, dan mungkin saja ada yang melepaskan atau lepas dari masyarakat yang memelihara, cuma dia tidak laporan. Itu bisa jadi ya ada dugaan,” jelas Dicky.
Jamin Habitat Terjaga
Lebih lanjut, Dicky memastikan habitat bagi 275 monyet ekor panjang di kawasan Tahura Djuanda terjaga. Selain itu, berbagai makanan bagi kawanan monyet juga tersedia di Tahura.
“Kalau Tahura termasuk kawasan konservasi ya jadi terjaga, untuk pakan di kawasan tercukupi karena kita ada buah-buahan hutan disini,” ujarnya.
Dia juga menegaskan, aktivitas hiking di Tahura dan kehadiran masyarakat tidak mengganggu sama sekali habitat seluruh hewan di Tahura, termasuk kawanan monyet ekor panjang.
Meski begitu, dia menyebut ada saja masyarakat yang mengganggu kebiasaan monyet dengan memberi makan. Hal itu menurutnya akan merubah perilaku monyet di alam liar.
“Kalau secara itu tidak mengganggu, untuk aktivitas hiking. Cuma ada yang terganggu kalau ada pengunjung suka memberi makan, itu akan merubah perilaku. Kalau dibiarkan secara alami itu perilaku tidak berubah,” ucap Dicky. (dbs)