Bandung Barat, adajabar.com – Tidak hanya terjadi di Desa Bojong, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB), kasus keracunan jajanan anak merek Daya juga telah terdeteksi di Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong.
Dinas Kesehatan mencatat seorang siswa SD Kartika, Desa Karyawangi, Parongpong, mengalami keracunan makanan dengan keluhan medis muntah, sakit perut, hingga diare, pada Selasa, 27 Februari 2024 sekitar pukul 09.45 WIB.
“Betul nggak hanya di Rongga tapi juga terjadi di Parongpong. Ini menimpa seorang siswa usai memakan jajanan merek serupa. Ia ditangani boleh petugas medis di Puskesmas Parongpong,” kata Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Widjayanto saat dihubungi pada Rabu, 28 Februari 2024.
Diketahui, sebanyak tujuh orang siswa SDN 2 Bojong di Desa Bojong, Kecamatan Rongga, mengalami keluhan medis mual, muntah-muntah, dan pusing, diduga akibat keracunan makanan pada Selasa, 27 Februari 2024. Kondisi itu dialami usai para siswa memakan jajanan kemasan merek Daya berisi aci ditambah bumbu taburan cabe kering.
Tak hanya di Bandung Barat, sebanyak 28 siswa Sekolah Dasar Negeri Nangewer, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, keracunan. Sama seperti Bandung Barat, keracunan siswa di Sukabumi akibat konsumsi jajanan merek Daya.
Meski begitu, dari seluruh siswa yang keracunan semuanya telah ditangani dan diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing. Dinkes memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
“Hari itu juga, anak tersebut mengaku merasakan nyeri perut dan muntah-muntah. Besoknya juga dia mengalami diare dengan intensitas sampai enam kali sehari. Akhirnya dia dirujuk ke rumah sakit,” kata Hernawan.
Petugas kesehatan Puskesmas Parongpong kemudian melakukan penyelidikan epidemiologi lanjutan. Hasilnya diketahui ada beberapa siswa lain yang mengaku mengonsumsi jajanan dengan merek serupa.
“Tiga anak ini mengaku sehari sebelumnya mengonsumsi jajanan serupa. Lalu di tanggal 26 ada 11 orang yang makanan jajanan itu juga,” kata Hernawan.
Namun sejauh ini, siswa SD yang mengonsumsi jajanan Daya itu belum ada yang mengalami gejala serupa siswa SD yang berobat ke Puskesmas Parongpong hari ini.
“Sejauh ini belum ada tanda atau gejala yang mengarah ke arah keracunan makanan seperti yang 1 orang tersebut,” ujar Hernawan.
Sementara itu, untuk mengetahui penyebab pasti dugaan keracunan pada seorang sisqa di SD Kartika tersebut, pihaknya sudah mengambil sampel makanan yang dikonsumsi.
“Setelah penyelidikan epidemiologi ke pasien yang terdampak, kemudian kami mengambil sampel makanan Daya untuk diuji laboratorium,” kata Hernawan. (dbs)