Masyarakat Cimahi dan Kab Bandung Diimbau Tampung Air Cadangan Imbas Fenomena El Nino

Ilustrasi. (ist)

Cimahi, adajabar.com – Masyarakat di Cimahi dan Kabupaten Bandung diimbau untuk segera menampung air cadangan dalam menyikapi kemarau dan kekeringan imbas fenomena El Nino.

Selain itu, dalam menghadapi kemarau dan kekeringan imbas El Nino, masyarakat Kabupaten Bandung dan Cimahi juga diminta menggunakan air secara bijak.

Terkait kondisi ini, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Raharja menyarankan agar masyarakat di wilayah tersebut segera menampung air cadangan dan menggunakan air secara bijak agar terhindar dari dampak kemarau.

Hemat Teddy Setiabudi, Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Raharja, fenomena El Nino ini telah memicu penurunan kapasitas air baku yang biasa mereka olah dari Situ Cileunca, Situ Cipanunjang, Sungai Cisangkuy, Situ Lembang dan Sungai Cimahi.

Tak tanggung-tanggung, penurunan kapasitas air baku dilaporkan mencapai 60 persen.

“Penurunan kapasitas tersebut berdampak pada produksi yang diolah di beberapa instalasi, seperti IPA Sukamaju dan IPA Cipageran Cimahi. Karenanya kami imbau warga pelanggan untuk dapat menampung air dan menggunakan air secara bijak dalam kondisi seperti saat ini,” kata Teddy di Cimahi, 21 Agustus 2023.

Daftar Wilayah Terdampak Kekeringan
Penurunan signifikan dapat dilihat dari sumber pengolahan air yang berasal dari Situ Cileunca.

Debit kapasitas air baku yang didapat dari sumber air itu biasanya 185 liter/detik.

Tapi akibat fenomena El Nino, ketersediaan kapasitas air baku menurun drastis jadi 40-65 liter/detik.

Oleh karenanya, Perumda Tirta Raharja mengimbau agar warga menghemat dan menampung air cadangan terutama mereka yang berada di wilayah terdampak berikut:

Wilayah I

Kota Pelayanan Soreang Komplek Bumi Parahyangan Kencana, Komplek Sanggar Indah Lestari, Komplek Gading Tutuka 2, Komplek Sanggar Indah Banjaran, Komplek Gading Tutuka Residence, Komplek Gading Tutuka Kemala, Kp. Gandasoli, Kp. Gandasari, De Sangkanhurip, Prima Amerta, Banyusari.

Wilayah II

Kota Pelayanan Banjaran, seluruh Kota Pelayanan Banjaran dan Pameungpeuk, sebagian Kota Pelayanan Baleendah, (Kp. Sepen, Kp. Papak Gede, Komplek Gria Prima Asri, Kp. Sukaasih, Komplek Bumi Cahaya Rencong, Kp. Reungas Condong).

Wilayah IV

Kota Pelayanan Cimahi dan Unit Cisarua Gandawijaya, Simpang, Pasir Kumeli, Baros, H Haris, Town Place, Kerkof, Cibogo, Aneka Bhakti, Leuwi Gajah Permai, Sadarmanah, Asem Timur, Lurah, Gatot Subroto, Karya Bhakti, Abdul Halim, Kp Gandrung, Kp Pameungpeuk, Kp Sindangsari, Kp Galudra, Komplek Pusdikhub, Komplek GBR 3, Kp Cileuweung, Kp Terobosan, Kp Cimenteng, Komplek GACC, Komplek Cipageran Asri, Kp Jambudipa, Komplek Kavling Bukit Mas, Komplek D’Green Aqilla, Komplek Rinjani, Komplek Cemara, Kp Kebon Jeruk, Kp Cileutik.

Strategi Perumda Tirta Raharja
Untuk menangani kasus ini, Perumda Tirta Raharja melakukan pengaturan jam pengaliran distribusi (penjadwalan distribusi ke pelanggan dan penampungan air di reservoir distribusi), pemantauan jaringan perpipaan (untuk meminimalisir kebocoran dan cepat ditanggulangi), pemantauan tinggi muka air reservoir produksi dan distribusi (untuk memastikan ketersediaan).

“Kemudian pemantauan kapasitas air baku yang masuk ke dalam IPA agar dapat diolah secara maksimal. Lalu pengiriman tangki air untuk daerah terdampak kekeringan yang tidak bisa dilakukan rekayasa distribusi,” ucapnya.

Selain itu, kata dia, sosialisasi yang dilakukan para pemangku kepentingan juga tak kalah penting untuk mengefesiensikan penggunaan air di tengah El Nino ini.

Dengan demikian, bekerja sama dengan pemangku kepentingan, edukasi pentingnya memiliki infrastruktur penampung air hujan terus digencarkan guna meminimalisir dampak kekeringan. (dbs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *