Cimahi, adajabar.com – Krisis air bersih terjadi di Kampung Pakuhaji, Kelurahan Cipageran, Kota Cimahi, warga yang mengalami kesulitan air tersebut menyerbu pembagian air bersih yang dilakukan oleh Polres setempat.
Sebanyak 15.000 liter air bersih langsung ludes diserbu warga kurang dari satu jam, warga di perkampungan tersebut mengalami krisis air di saat kemarau panjang dalam beberapa bulan terakhir. Air bersih menjadi baranga langka lantaran sumur sudah mengering dan tak bisa lagi digunakan.
Warga rela mengantre dan berdesakan guna mendapatkan air bersih yang dibagikan oleh Polres Cimahi. Dengan mengunakan tanki air berkapasitas 15.000 liter, petugas kepolisian mulai menyalurkan air bersih ke setiap ember.
Setelah ember atau pun jeriken telah penuh dengan air bersih, petugas kepolisian lainnya membawakan air langsung ke masing-masing rumah warga.
Menurut salah seorang warga, Cucu, di kampungnya sudah hampir dua bulan mengalami kesulitan air bersih. Sebab sumur ataupun sumber mata air mengalami kekeringan.
Dia terpaksa membeli air bersih seharga Rp5.000 per galon, untuk digunakan keperluan sehari-hari, seperti mandi dan mencuci.
“Selama ini kami kesulitan untuk mendapat air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan kami membeli air galon seharga Rp5.000. Dalam semingga dua sampai tiga kali beli air galon,” kata Cucu, Minggu (13/8/2023).
Sementara itu, Kapolres Cimahi, AKBP Aldi Subartono, mengatakan, dalam kurun waktu satu jam sebanyak tiga truk tanki air, sebanyak 15.000 liter air bersih habis diserbu warga.
Polres Cimahi pun akan terus melakukan pembagian kepada warga yang mengalami kesulitan air bersih.
“Awalnya kami mendapat laporan bahwa di kampung ini kesulitan air bersih. Maka setelah berkoordinasi dengan pemerintah setempat kita membagikan air bersih sebanyak 15.000 liter,” ucap Kapolres. (dbs)