Hari Asteroid Internasional, Ini Sejarahnya

asteroid. (ist)

Bandung, adajabar.com – Hari Asteroid Internasional diperingati setiap 30 Juni, ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2017 lalu melalui Resolusi no. 492 Sidang Umum ke-71 yang disahkan pada 6 Desember 2016.

Apa itu asteroid? Bagaimana sejarah peringatan Hari Asteroid Internasional 30 Juni?

Dikutip dari situs Kemdikbud, asteroid adalah benda langit yang terbentuk dari objek yang tersisa dari pembentukan tata surya. Ukuran asteorid lebih kecil dibanding planet, tetapi lebih besar dari meteoroid. Asteorid termasuk bagian tata surya.

Menurut NASA, asteroid adalah benda yang relatif kecil, tidak aktif dan berbatu yang mengorbit matahari. Sederhananya, asteroid adalah material batuan sisa dari masa pembentukan tata surya. Mereka adalah batu bata awal yang membangun planet-planet

Mayoritas asteroid berasal dari sabuk asteroid utama yang terletak di antara Mars dan Jupiter. Asteroid tersisa dari pembentukan tata surya kita yang dimulai sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu ketika awan besar gas dan debu runtuh.

Pada tanggal 30 Juni 1908, sebuah asteroid menabrak Tunguska, Siberia.

Objek alami terbesar yang menyerang Bumi dalam ingatan modern, meteor Tunguska dilenyapkan 80 juta pohon di 2,000 kilometer persegi Rusia gurun.

Peristiwa di Tunguska itu merupakan dampak asteroid terbesar di bumi dalam catatan sejarah.

Pada bulan Desember 2016, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi A/RES/71/90 yang mendeklarasikan Hari Asteroid Internasional pada tanggal 30 Juni.

Keputusan Majelis Umum PBB tersebut dibuat berdasarkan proposal oleh Association of Space Explorers dan didukung oleh Committee on the Peaceful Uses of Outer Space (COPUOS).

“Hari Asteroid diciptakan untuk mendorong masyarakat dan pemerintah untuk mempelajari lebih lanjut tentang asteroid, asal usul Tata Surya kita, dan untuk Mendukung sumber daya yang diperlukan untuk menemukan dan membelokkan asteroid,” kata salah satu pendiri Hari Asteroid Internasional Dr. Brian May.

Asteroid berukuran kecil, planet tak berbentuk itu mengorbit matahari. Jika sebuah asteroid berhasil menabrak permukaan bumi, kerusakannya bisa berkisar dari sedang hingga dahsyat, tergantung pada ukurannya.

Misalnya, secara luas dianggap bahwa kolosal panjang asteroid lebih dari 7 mil, yang melanda bumi 66 juta tahun yang lalu, menyebabkan kepunahan dinosaurus. Untungnya, sebagian besar asteroid yang masuk ke bumi terlalu kecil untuk menyebabkan kerusakan.

Ruang angkasa begitu luas sehingga sebagian besar asteroid tidak pernah mendekati planet kecil kita. Tetapi beberapa berhasil membuatnya. Menurut NASA, sebuah asteroid seukuran mobil memasuki atmosfer kita setahun sekali, tetapi biasanya terbakar sebelum mencapai tanah.

Asteroid yang cukup besar untuk menyebabkan kerusakan adalah peristiwa langka. Setiap sekali 2,000 tahun, sebuah asteroid seukuran lapangan sepak bola berhasil menembus atmosfer.

Asteroid yang lebih besar ini biasanya hanya merusak area di sekitar tempat mereka mendarat, tetapi dampaknya bisa parah bagi manusia dan hewan yang tinggal di sana.

Namun, asteroid seperti yang diyakini telah membunuh dinosaurus sangat langka. Bagaimanapun, sudah 66 juta tahun sejak Bumi mengalami hal seperti itu. (grh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *