Hukrim  

Oknum Guru Ngaji di Bandung Cabuli Sejumlah Anak di Bawah Umur

Ilustrasi korban anak di bawah umur. (ist)

Bandung, adajabar.com – Seorang oknum guru mengaji berinisial AR diserahkan aparat Desa Cilengkrang, Kabupaten Bandung, ke polisi. AR diduga telah melakukan pencabulan terhadap belasan muridnya yang masih di bawah umur.

Selain itu, ada sekitar 11 orang lainnya yang diperlakukan tidak senonoh. Para korban rata-rata masih berusia antara 8 hingga 14 tahun.

Aksi bejat tersebut terungkap setelah ada upaya menikahkan pelaku dengan korban yang hamil. Karena curiga dan juga menerima laporan dari anak-anak korban lainnya, pelaku langsung ditangkap warga yang sudah gerah dengan aksi bejatnya.

Pelaku kemudian digiring dan dibawa ke kantor desa setempat. Melihat emosi warga yang memuncak, aparat desa berinisiatif untuk menyerahkan AR ke Polresta Bandung.

“Yang bersangkutan sudah lama tinggal di lokasi itu, ada sekitar 5-6 tahunan. Usia korban juga variatif dan ada yang hamil,” kata Kades Cilengkrang, Supriatna, Rabu (24/5/2023). Berdasarkan informasi yang diterimanya, aksi itu dilakukan pelaku di rumah dan juga di saat sedang mengajar.

Dari informasi yang diperoleh, AR kini diamankan di Mapolresta Bandung untuk menjalani pemeriksaan secara intensif. Petugas kepolisan berharap agar warga semua korban bisa melapor ke polsek terdekat. Disinyalir masih banyak korban lain yang belum berani melaporkan aksi bejat pelaku.

Lebih lanjut Supriatna menuturkan keesokan harinya enam orang korban, langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Bandung.

Pihak Kemensos juga turut hadir di tempat kejadian dan melakukan pendataan serta memberikan bantuan kepada para korban.

“Setelah melakukan pendataan, Kemensos meminta kepada para korban untuk kembali ke Polresta Bandung untuk melaporkan kasus ini agar mendapat penanganan yang tepat,” jelas Supriatna.

“Kejadian ini sangat mengecewakan dan sangat mengkhawatirkan. Pelaku melakukan aksinya di rumahnya sendiri, bahkan rumah tersebut dibangun oleh ketua RW untuk memfasilitasi kegiatan guru ngaji,” tambah Supriatna.

Pihak desa bersama kecamatan dan Kemensos akan terus mendampingi para korban, termasuk memberikan bantuan psikologis agar dapat pulih dari trauma akibat kejadian ini.

“Kami berkomitmen untuk memberikan dukungan dan melakukan langkah-langkah konkret untuk mencegah terjadinya kejadian serupa di masa depan,” tutupnya. (dsb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *