Kabupaten Badung, adajabar.com – Sejumlah daerah di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dilanda banjir dan longsor setelah hujan deras, Kamis (23/3/2023).
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, banjir melanda tujuh kecamatan, sedangkan longsor terjadi di empat kecamatan. Bencana hidrometeorologi ini terjadi saat hujan deras melanda daerah tersebut dan membuat aliran Sungai Ciwidey meluap.
“Hujan deras yang mengguyur sejak Rabu malam sampai Kamis pagi, menyebabkan Sungai Citarum dan beberapa anak sungai meluap di wilayah Kabupaten Bandung, hingga menyebabkan banjir, longsor, dan rumah roboh,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung.
Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi Rahmat memaparkan, banjir merendam wilayah dengan ketinggian 10-70 sentimeter. Di Kecamatan Majalaya, misalnya, banjir setinggi 70 cm merendam jalan raya. Kondisi serupa terjadi di Kecamatan Bojongsoang, Ibun, Pameungeuk, dan Kecamatan Baleendah dengan ketinggian 20-40 cm.
Sementara itu, longsor terjadi di Kecamatan Kertasari, Kutawaringin, Baleendah, dan Soreang. Pergerakan tanah ini mengakibatkan tujuh rumah rusak dan 20 jiwa terdampak. Hadi berujar, petugas di lapangan masih mendata dan membersihkan lingkungan terdampak.
”Luapan Sungai Ciwidey terjadi di beberapa titik sehingga menyebabkan banjir dan longsor. Saat ini, kondisi air sudah surut, tetapi kami tetap siaga,” ujarnya di Bandung, Kamis.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama menjelaskan, sebagian warga terdampak mengungsi. Saat ini, sejumlah titik terdampak bencana sudah dibersihkan petugas.
Menurut Uka, longsor yang terjadi saat hujan deras melanda Bandung ini juga membuat tebing pembatas tanah ambruk, seperti di Desa Sukaweing, Kecamatan Ciwidey. Tidak hanya longsor, wilayah tersebut juga direndam banjir, Kamis dini hari itu.
”BPBD berkoordinasi dengan aparatur setempat. Masyarakat juga diberikan imbauan siaga, mulai dari pemilik rumah untuk mengosongkan kediaman mereka sementara waktu hingga waspada saat hujan deras turun,” ujarnya.
Sementara itu, di Desa Sadu, Kecamatan Soreang, pengikisan hingga pergeseran tanah semakin mengkhawatirkan. Uka berujar, pihaknya tengah berkoordinasi untuk mengantisipasi potensi longsor akibat tanah di daerah tebing yang bisa saja tergerus air hujan deras.
”Kondisi ini cukup mengkhawatirkan apabila terjadi longsor susulan. Karena itu, semua pihak, dari aparatur hingga masyarakat, diminta waspada,” ujarnya.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), potensi hujan deras meliputi kawasan Bandung Raya dari siang hingga sore hari. Bandung Raya terdiri dari Kota dan Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Bandung Barat.
Prakirawan dari Stasiun Geofisika Kelas I Bandung BMKG, Muhammad Iid Mujtahidin, menjelaskan, antisipasi potensi bencana hidrometeorologi di kawasan Bandung Raya masih perlu dilakukan. Dia berujar, hujan deras masih berpotensi terjadi selama bulan Maret.
”Secara klimatologi, Maret masih termasuk bulan dengan curah hujan tinggi. Jadi, masih perlu antisipasi terhadap potensi bencana, baik banjir maupun tanah longsor. Karena itu, kami mengimbau masyarakat bersama-sama melestarikan lingkungan untuk mencegah banjir,” ujarnya.