Bandung, adajabar.com – Puluhan kios sebagian bangunan permanen dirobohkan menggunakan alat berat back hoe. Kios saat dirobohkan sudah dikosongkan pemiliknya sehingga dengan mudah dirobohkan petugas gabungan, Kamis (23/2/2023) pagi.
Saat penertiban tersebut terjadi aksi penolakan oleh massa mahasiswa dari BEM ISBI Bandung menggelar demo di Jalan Cijagra, yang menolak penggusuran kios pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sekitar Jalan Cijagra atau tepatnya di depan Kampus ISBI Bandung.
Presiden Mahasiswa ISBI Bandung Putri mengatakan aksi ini merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap masyarakat. Dia khawatir penggusuran tersebut membuat hilangnya mata pencaharian para PKL.
“Kami mahasiswa paham bahwa penggusuran ini harus terjadi, kami tidak menolak penggusuran, kami hanya menolak penggusuran tanpa solusi. Kami menuntut hak-hak relokasi bagi para pedagang yang terkena imbas dari penggusuran ini,” kata Putri di lokasi.
Terdapat empat tuntutan mahasiswa untuk pemerintah. Pertama menolak penggusuran tanpa adanya solusi, kemudian menolak pelarangan PKL di sekitar kampus ISBI Bandung, menuntut wali Kota Bandung untuk mencari solusi, dan memberantas pungutan liar kepada para PKL.
Perwakilan Satpol PP Yayat mengatakan penggusuran dilakukan karena para PKL tidak menaati aturan di Kota Bandung.
“Kami peduli dengan PKL, tapi tugas kami memang menjaga ketertiban, khususnya daerah Cijagra tempat para PKL berdagang. Tapi tidak hanya PKL,kami selaku penegak paham dengan yang PKL rasakan”, ujar Yayat kepada detikJabar.
Yayat mengatakan jika area yang ditempati para PKL untuk berjualan saat ini atau tepatnya di depan Kampus ISBI Bandung merupakan zona merah bebas PKL. “100 meter ke arah kiri dari ISBI Bandung, zona kuning, maka silakan para PKL berdagang di daerah sana, asalkan sesuai standar pedagang kaki lima”, ungkap Yayat. (dbs)