adajabar.com – Kota Saranjana yang selama ini menjadi mitos karena dianggap sebagai kota gaib rupanya nyata dan pernah tercatat dalam sejarah.
Salah satunya adalah catatan yang berasal dari Salomon Muller, seorang naturalis Jerman yang lahir di Heidelberg, mencatat adanya wilayah bernama Tandjong Serandjana dalam petanya yang diterbitkan pada tahun 1845. Tandjong Serandjana ini terletak di selatan Pulau Laut dan berbatasan dengan wilayah Poeloe Kroempoetan dan Poeloe Kidjang.
Saat itu, Salomon Muller sedang bertugas sebagai anggota des Genootschaps en Natuurkundige Komissie in Nederlands Indie dan melakukan perjalanan penelitian tentang dunia binatang dan tumbuhan di kepulauan Indonesia. Peta Tandjong Serandjana tersebut dimuat dalam Reizen en onderzoekingen in den Indischen Archipel yang diterbitkan oleh Staatsbibliothek zu Berlin.
Sumber lain yang memuat tentang Saranjana adalah Pieter Johannes Veth dalam kamus Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie yang diterbitkan pada tahun 1869. Di dalam kamus tersebut tertulis, “Sarandjana, kaap aan de Zuid-Oostzijde van Poeloe Laut, welk eiland aan Borneo’s Zuid-Oost punt is gelegen” (Sarandjana, tanjung di sisi selatan Poeloe Laut, yang merupakan pulau yang terletak di bagian tenggara Kalimantan).