Program Konversi Angkot ke Bus di Wilayah Bandung Raya

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ungkapkan, program konversi angkot ke bus di wilayah Bandung Raya akan dimulai pada 2023.

Bandung, adajabar.com – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan, program konversi angkot ke bus di wilayah Bandung Raya akan dimulai pada 2023.

Program itu, salah satu yang dijalankan dalam konsep masterplan transportasi massal cekungan Bandung yang diharapkan mampu mengatasi masalah kemacetan.

Menurutnya, program ini akan dilakukan secara bertahap, mengingat banyak aspek yang harus dibenahi seperti premanisme.

“Konversi angkot mulai 2023, jalur pertama, kita akan lakukan bertahap karena rilis satu rute bus saja banyak dinamika sosial, premanisme dan lainnya,” kata Ridwan Kamil karib disapa Emil, di Bandung, Sabtu (24/12/2022).

Meski begitu, ia juga meminta kepada para sopir agar jangan khawatir kehilangan mata pencaharian setelah dilakukan program konversi ini. Sebab kata Emil, sopir merupakan bagian dari konsorsium transportasi publik yang harus dilibatkan.

“Mereka tetap akan dilibatkan dalam konsorsium transportasi publik ini, termasuk menjadi sopir bus. Jadi sopir angkot di Bandung jangan khawatir, bila nanti semua dikonversi ke bus,” imbuhnya.

“Sebab, mereka tetap akan dilibatkan dalam konsorsium transportasi publik ini, termasuk menjadi sopir bus, dan lain-lainnya,” ucap dia.

Sopir angkot jangan khawatir, nanti semua ekosistem angkot dikonversi ke bus dan sopir angkot bagian dari konsorsium transportasi publik, waktu jadi sopir angkot pendapatannya X, nanti dengan sistem ini juga pendapatannya tetap X, hanya berubah dari nyetir angkot jadi nyetir bus.

Kang Emil menegaskan bahwa permasalahan kemacetan di Bandung berbeda dengan daerah ibu kota Jakarta, Semarang, atau Surabaya, pasalnya di Bandung Raya, jalannya kecil, berkelok-kelok, dan berbukit.

Sehingga penyediaan transportasi massal banyak tantangannya. Namun, mulai 2023, Badan Pengelola Cekungan Bandung akan hadir untuk mencarikan solusi permasalah transportasi.

“Di daerah datar kita pakai BRT yang hari ini kita launching bus listriknya, antar regional insyallah ada LRT, antar bukit-bukit mimpi dulu yaitu cable car akan dimulai dan dihidupkan lagi,” ujarnya.

Bus listrik melayani perjalanan Trans Metro Pasundan (TMP) pada koridor 4 Leuwipanjang – Dago, tarif bus listrik ini adalah Rp4.900 untuk sekali jalan per orang. Untuk lansia, disabilitas, dan anak sekolah gratis.

“Pembayaran ongkos bus listrik dilakukan secara non tunai atau cashless yaitu dengan kartu uang elektronik atau menggunakan QRIS, layanan bus listrik di kota Bandung mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 19.30 WIB,” ucapnya.

Para kepala daerah di Bandung Raya pun kata dia akan berkumpul dan menyepakati persoalaan anggaran, dan komitmen operasional masalah transportasi.

“Awal Januari depan, para kepala daerah Kota Bandung, Cimahi, Bupati Bandung, KBB, Sumedang akan berhimpun menyepakati anggaran komitmen operasional dan lain-lain,” pungkasnya. (dbs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *